Edukasi
Beranda » Berita » Mengenal Rumah Adat Suku Tengger: Budaya dan Makna Tradisional

Mengenal Rumah Adat Suku Tengger: Budaya dan Makna Tradisional

Rumah adat suku Tengger di lereng Gunung Bromo

Jasa Penerbitan Buku dan ISBN

Di tengah keindahan alam Jawa Timur, khususnya di sekitar kaki Gunung Bromo, terdapat komunitas yang menjaga warisan budaya yang unik dan kaya akan makna. Salah satu komunitas tersebut adalah Suku Tengger, yang memiliki rumah adat dengan desain dan filosofi yang sangat khas. Rumah adat Suku Tengger tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga simbol dari identitas budaya dan kepercayaan masyarakat setempat.

Suku Tengger merupakan salah satu suku yang tinggal di wilayah lereng Gunung Bromo, yang berada di Kabupaten Pasuruan, Lumajang, Probolinggo, dan Malang. Mereka memiliki bahasa sendiri, yaitu Bahasa Jawa-Tengger, serta agama Hindu yang telah diwariskan turun-temurun. Budaya dan adat istiadat mereka sangat kental, termasuk dalam bentuk rumah adat yang menjadi ciri khas mereka.

Rumah adat Suku Tengger dibangun dengan bahan utama kayu dan bambu, yang sesuai dengan lingkungan alam sekitarnya. Desainnya sederhana, tetapi penuh makna. Setiap elemen dalam rumah memiliki peran dan simbolisme tersendiri, yang mencerminkan pandangan hidup dan kepercayaan masyarakat Tengger. Dengan demikian, rumah adat ini bukan hanya bangunan fisik, tetapi juga representasi dari nilai-nilai spiritual dan sosial yang dijunjung tinggi oleh suku ini.

Sejarah dan Perkembangan Rumah Adat Suku Tengger

Rumah adat Suku Tengger memiliki sejarah yang panjang, yang terbentuk melalui interaksi antara masyarakat dengan lingkungan alam sekitarnya. Awalnya, rumah adat ini dibangun sebagai tempat tinggal yang sesuai dengan kondisi geografis lereng Gunung Bromo. Karena daerah ini sering mengalami cuaca dingin dan angin kencang, maka desain rumah adat Suku Tengger dirancang untuk menyesuaikan dengan iklim setempat.

Retweet pengertian dan fungsi dalam media sosial

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN, ditemukan bahwa konstruksi rumah adat Tengger mengandung filosofi yang mendalam. Misalnya, tiga ruang utama dalam rumah—Padhayohan (ruang tamu), Peturon (kamar tidur), dan Pawon/Pedharingan (dapur)—tidak hanya berfungsi secara fungsional, tetapi juga memiliki makna simbolis yang berkaitan dengan kosmologi dan keyakinan masyarakat Tengger.

Selain itu, rumah adat Suku Tengger juga memiliki elemen-elemen yang melambangkan hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan. Contohnya, kain merah di bagian barat melambangkan laki-laki atau daging, sedangkan kain putih di bagian timur melambangkan perempuan atau tulang. Hasil bumi yang ditempatkan di tengah rumah melambangkan kehidupan. Dengan begitu, rumah adat Tengger menjadi simbol dari keseimbangan antara kehidupan sehari-hari dan keyakinan spiritual.

Struktur dan Desain Rumah Adat Suku Tengger

Rumah adat Suku Tengger memiliki struktur yang cukup sederhana, tetapi memiliki detail yang sangat khas. Berikut adalah beberapa karakteristik utama dari rumah adat Tengger:

  1. Bahan Konstruksi

    Bahan utama yang digunakan dalam pembangunan rumah adat Tengger adalah kayu dan bambu. Hal ini disesuaikan dengan lingkungan alam sekitar yang kaya akan bahan-bahan alami. Kayu digunakan untuk struktur utama seperti tiang dan atap, sedangkan bambu digunakan untuk dinding dan partisi.

  2. Desain Atap

    Atap rumah adat Tengger biasanya berbentuk limasan atau atap kampung. Bentuk ini memungkinkan air hujan mengalir dengan baik, sehingga rumah tetap kering meskipun cuaca buruk. Atap juga memiliki bentuk yang menyerupai bentuk gunung, yang mencerminkan hubungan spiritual masyarakat Tengger dengan Gunung Bromo dan Semeru.

    Pahami Rumus Positif dan Negatif dalam Matematika dengan Mudah

  3. Tidak Bertingkat

    Rumah adat Tengger umumnya tidak memiliki lantai yang bertingkat. Hal ini membuat rumah lebih rendah dan dekat dengan tanah, yang dianggap sebagai simbol kedekatan dengan alam dan leluhur.

  4. Jumlah Jendela

    Rumah adat Tengger hanya memiliki dua jendela. Jendela ini biasanya terletak di bagian depan dan belakang rumah, sehingga memungkinkan sirkulasi udara yang baik.

  5. Bagian Khusus dalam Rumah

    Di dalam rumah adat Tengger, terdapat bagian khusus yang digunakan untuk keperluan spiritual. Misalnya, ada ruangan kecil yang disebut “Sanggar” yang digunakan untuk menyimpan sesajen atau untuk “mendudukkan” roh leluhur.

Fungsi dan Makna Simbolis dalam Rumah Adat Tengger

Setiap elemen dalam rumah adat Tengger memiliki makna dan fungsi tertentu, yang mencerminkan pandangan hidup dan kepercayaan masyarakat. Berikut adalah beberapa contoh:

  1. Padhayohan (Ruang Tamu)

    Padhayohan adalah ruang pertama yang dilihat ketika masuk ke dalam rumah. Ruang ini digunakan untuk menerima tamu dan melakukan percakapan. Bagi masyarakat Tengger, ruang ini juga melambangkan kehangatan dan keramahan.

    Sabtu Kliwon dalam kalender Jawa dengan detail neptu dan sifat karakter

  2. Peturon (Kamar Tidur)

    Peturon adalah ruang tempat keluarga beristirahat. Ruang ini biasanya dihiasi dengan bantal dan selimut yang digunakan untuk tidur. Dalam budaya Tengger, kamar tidur juga menjadi tempat untuk merenung dan berdoa.

  3. Pawon/Pedharingan (Dapur)

    Pawon atau Pedharingan adalah ruang untuk memasak. Di dalam dapur, terdapat peralatan masak tradisional seperti tungku dan panci. Dapur juga menjadi pusat aktivitas keluarga, di mana semua anggota keluarga berkumpul untuk makan.

  4. Sanggar (Ruangan Khusus)

    Sanggar adalah ruangan kecil yang digunakan untuk menyimpan sesajen atau untuk keperluan spiritual. Ruangan ini juga digunakan untuk “mendudukkan” roh leluhur, yang dianggap penting dalam kepercayaan masyarakat Tengger.

  5. Simbol Kain Merah dan Putih

    Di dalam rumah adat Tengger, terdapat kain merah di bagian barat dan kain putih di bagian timur. Kain merah melambangkan laki-laki atau daging, sedangkan kain putih melambangkan perempuan atau tulang. Keduanya bersama-sama melambangkan keseimbangan antara laki-laki dan perempuan.

  6. Hasil Bumi di Tengah Rumah

    Hasil bumi seperti beras, sayuran, dan buah-buahan ditempatkan di tengah rumah. Hal ini melambangkan kehidupan dan kesuburan. Dengan begitu, rumah adat Tengger menjadi simbol dari keberhasilan pertanian dan kehidupan yang harmonis.

Peran Rumah Adat dalam Budaya dan Agama Suku Tengger

Rumah adat Suku Tengger tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga memiliki peran penting dalam budaya dan agama masyarakat. Dalam kepercayaan Hindu, rumah adat Tengger menjadi tempat untuk melakukan ritual dan upacara adat. Contohnya, dalam upacara Yadnya Kasada, masyarakat Tengger mempersiapkan sesajen dan membawa ongkek ke kaki Gunung Bromo.

Selain itu, rumah adat juga menjadi tempat untuk memperingati hari besar agama Hindu seperti Galungan, Nyepi, dan Saraswati. Dalam acara-acara ini, masyarakat Tengger berkumpul di rumah adat untuk berdoa, bersembahyang, dan melakukan ritual keagamaan.

Rumah adat juga menjadi tempat untuk menjaga tradisi dan kepercayaan leluhur. Dengan adanya rumah adat, masyarakat Tengger dapat menjaga kebudayaan dan nilai-nilai yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Pentingnya Melestarikan Rumah Adat Suku Tengger

Meskipun semakin jarang ditemukan di zaman modern, rumah adat Suku Tengger tetap memiliki nilai historis dan budaya yang tinggi. Dengan semakin banyaknya penggunaan rumah modern yang terbuat dari bata dan semen, rumah adat Tengger mulai terpinggirkan. Namun, penting bagi kita untuk melestarikan warisan budaya ini, karena ia mencerminkan identitas dan kearifan lokal yang unik.

Melestarikan rumah adat Tengger tidak hanya tentang menjaga bangunan fisik, tetapi juga tentang menjaga nilai-nilai budaya, agama, dan kepercayaan masyarakat. Dengan melestarikan rumah adat, kita juga membantu menjaga keanekaragaman budaya Indonesia, yang merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dipertahankan.

Dalam rangka melestarikan rumah adat Tengger, beberapa langkah dapat dilakukan, seperti:

  • Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya rumah adat.
  • Melakukan pelestarian dan restorasi rumah adat yang sudah rusak.
  • Mengembangkan pariwisata budaya yang berbasis pada rumah adat Tengger.
  • Menyampaikan informasi tentang rumah adat Tengger kepada generasi muda.

Dengan demikian, rumah adat Suku Tengger tidak hanya menjadi warisan masa lalu, tetapi juga menjadi bagian dari masa depan yang lebih baik.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement